Mata seekor burung tak bersayap (Cerpen)
Darimana asalku jika bukan dari keagungan sebuah hubungan? Darimana asalku jika bukan dari Tuhan yang memberiku kesempatan. Banyak di lautan tanah orang-orang berantrian untuk mengakhiri hidup. Pantaskah mereka disebut manusia yang patut dikasihani meski masalah memantaskan mereka untuk menjadi orang yang bergelar konglomerat penderitaan? Mereka tak lain adalah manusia yang menyalahkan Tuhan dari segala kesakitan yang menimpa. Mataku melihat sebuah trauma yang tak mampu hilang sampai saat ini. Bulir sebuah derita hampir memutuskan untuk sebuah dosa besar. Dosa yang tak mampu dimaafkan karena derita yang amat sangat menyakitkan. Aku Ferlita, manusia biasa yang tak berteman. Bagaimana ingin jika keinginan hanya sebuah kebahagiaan di alam bayangan. Tak ada yang dekat denganku, bukan tak dekat, tapi tak mau dekat. Hanya menangis hingga tubuhku bergidik merinding. Sebuah perntanyaan melayang lalu hinggap padaku "siapakah aku?". Tangis tangis tangis, lalu aku menjawab di hadapa